Fraktur gigi adalah
lepas atau hilangnya fragmen dari suatu gigi utuh. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh benturan atau trauma pada wajah atau gigi geligi, seperti saat
olahraga yang perlu kontak fisik atau karena suatu kecelakaan. Pada
umumnya, fraktur gigi yang kecil tidak sampai menyebabkan terjadinya pergeseran
gigi maupun perdarahan dari gusi. Seseorang yang mengalami kondisi seperti ini
cenderung tidak mengalami rasa sakit. Namun pada kasus yang berat,
dimana sebagian besar gigi pecah hinggabagian dentin dan jaringan pulpa
terekspos, penderitanya akan merasakan sakit yang hebat akibat kerusakan pada
saraf gigi.
Pada kondisi paling
parah, gigi yang patah bisa langsung mati, sehingga tidak lagi bisa ditambal
dan harus menjalani perawatan layaknya gigi yang sarafnya sudah mati, seperti
perawatan saluran akar atau bahkan pencabutan. Fraktur gigi dapat terjadi
pada gigi manapun, tetapi lebih sering terjadi di gigi depan. Gigi depan atau
gigi anterior memegang peran penting dalam estetika seseorang,
sehinggadibutuhkan teknik perawatan yang maksimal agar hasil yang didapatkan
sesuai dengan keinginan pasien.
Penyebab gigi patah
lainnya adalah kecelakaan lalu lintas, baik yang dialami pejalan kaki,
pesepeda, maupun pengendara kendaraan bermotor. Orang yang mengalami
fraktur gigi akibat kecelakaan, biasanya juga mengalami cedera di organ-organ
lain di sekitar gigi seperti tulang rahang, gusi, bibir, hingga
dagu. Penggunaan gigi yang tidak sesuai.
Beberapa orang mungkin
menganggapnya sepele, tapi kebiasaan sehari-hari seperti menggigit pulpen,
membuka bungkus makanan dengan gigi, menggigit es batu, atau memotong dan
memegang barang dengan gigi juga bisa membuat gigi patah, terutama jika tidak
hati-hati. Salah satu kegiatan sehari-hari yang kerap menyebabkan gigi
patah lainnya adalah tidak sengaja menggigit batu di makanan atau mengonsumsi
makanan yang terlalu keras.
Sumber :
https://doktergigirinto.files.wordpress.com/2018/07/img_4054-copy.jpg